Selasa, 30 Agustus 2011

TAKBIRAN


 Acara تكبيرا " meriah سير أجمة،تبي sepi  Syair أجمة
T A K B I R A N
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Pada zaman alm.Sidi Fauziddin di Pengajian Isromiyah Pangka Jati Nata,acara malam Takbiran sangat meriah sekali walaupun hanya dilaksanakan oleh anak-anak pengajian tersebut dengan berjalan kaki sepanjang jalan Ibukota Ranah Nata, sebab dimeriahkan dengan “ Batelong-telong “.

Batelong-telong adalah aneka lampu champion yang dibawa oleh anak-anak dengan beraneka macam bentuk dan warna, sehingga membuar suasana Syiar Agama disamping semaraknya Syair Allahu Akbar membahana di Ibukota Ranah Nata.

Pada tahun 70an di Batu Tuanku Kampung Sawah,penulis juga memprakarsai pengajian al-Qur”an Darul Fahmy Kampung Sawah dengan malam Takbiran dan acara Lomba Telong-telong bagi anak-anak pengajian mulai dari Batu Tuanku sampai ke Guguong Syair Takbiran dilantunkan oleh anak-anak pengajian.

Ditahun 80an,sewaktu penulis menjadi Sekretaris PHBI Kelurahan Pasar I Natal,juga terjadi hal yang sama untuk semua murid-murid SD dan siswa SMP/MTs dengan acara Loma Telong-telong dan mudah-mudahan membuah Syiar Agama yang memadai.

Sekarang acara Takbiran berjalan kaki dan Batelong-telong tak ada lagi dan telah hilang,berganti dengan kompoi kenderaan roda dua dan empat, tapi sunyi dari Takbiran.
Bayangkan saja, dari ratusan kenderaan yang mengikuti malam Takbiran, hanya sekitar 15 orang yang melafazkan kalimat Allahu Akbar dari mulutnya yaitu pengisi kenderan yang pertama dan terakhir saja.
Inikah yang dinamakan Takbiran ...???
Saya berpendapat, ini bukan Takbiran namanya, tapi adalah barisan/kompoi kenderaan roda dua dan empat sampai ke perbatasan kecamatan.
Kita mengakui bahwa Syiar Agama itu semarak, tapi Syair Takbiran merosot dan sepi.
Apakah Takbiran itu artinya adalah melaksanakan bacaan Allahu Akbar ...... ???.
Disinilah letak kesalah tafsiran itu,sama halnya dengan Masjid Al-Fattah yang berarti pembuka atau kunci.
Karena salaf tafsir yang diartikan terkunci atau dikunci, sehingga di masjid tersebut dikunci untuk menegakkan shalat disitu, karena pintunya terkunci kecuali menjelang Jum’atan.
Masjid Al-Fattah yang dulunya bernama Surau Tambak adalah merupakan tonggak keberadaan Agama Islam di Ranah Nata, sebab disinilah Syekh H.Abdul Fattah Sinantiku dan murid terpandainya Syekh Abd.Malik Baleo Nata menebarkan/ merambakkan Agama Islam sampai-sampai ke Dalu-dalu dan juga murid-murid lainnya seperti Syekh Tuan Tamang,Syekh Abdul Manan Marancar dll. Penulis masih ingat ketika alm.H.Bulkaini (ayah dari Drs.H.Syariful Mahya Bandar,MA/ Kanwil Kemenag Prov.Sum.Utara) menyampaikan pengajiannya kepada murid-muridnya yang berdatangan kesitu, datang dari desa-desa Palah Taleh,Patiluban,Panggautan dan desa lainnya, tapi kini jangankan pengajian,untuk mendirikan shalatpun hanya bisa diluar masjid saja (dipelataran masjid) karena terkunci.  Walaupun masjid ini bukan masjid NU,tapi merupakan tempat persemaiannya bibit-bibit tokoh NU, telah hilang dan mungkin keberadaan NU tidak akan lama lagi.
Alangkah baiknya anak didik Madrasah Tsanawiyah NU yang berada diseberang masjid ini mendirikan shalat Zhuhur Berjama’ah dan pelatihan kultum dan praktek lainnya, tapi sayang terkunci,walaupun Al-Fattah itu berarti permbuka atau kunci,tapi diartikan dikunci atau terkunci.

Beberapa yang perlu mendapat perhatian untuk kita semua sikon hidup beragama di Ranah Nata ini klhususnya antara lain sbb.;
1.      Sesegera mungkin Kemenag atau organisasi keagamaan mengadakan pelatihan KIBLAT (Khatib,Imam,Bilal dan Ahli Tajwid) di Ranah Nata,karena keberadaan ini sudah langka sekali.
2.      Sesegera mungkin agar semua Masjid yang ada di Ranah Nata mendirikan shalat Jum’at dalam rangka menanggulangi pengangguran shalat.
3.      Meniadakan malam Takbiran yang bercorak kompoi kenderaan roda dua dan empat dan menggantinya dengan corak berjalan kaki dengan mengumandang Takbir seluruh peserta ,agar Syiar Agama itu mempunyai Syair Agama (Takbir). Apa gunanya sangat banyak peserta takbiran,tapi sunyi dari membaca Takbir.
4.      Dari acara silaturrahmi,mungkinkah dua kali menyediakan makanan,karena yang akan dikunjungi lebih dahulu lebaran,sedangkan yang datang silaturrahmi berombongan ada hari pertama yang dulu dan hari kedua yang dahulu sehingga merepotkan dan kadang makanan itu mubazir,sebab yang disangka hari itu datang ternyata besok harinya karena tidak serentak.
5.      Menghidupkan pelaksanaan Kuliah Agama diseluruh Surau dan Masjid dengan pembinaan para remaja Ranah Nata.agar Ranah Nata itu benar-benar merupakan sumber Agama Islam di Nata dan Mandailing.  
6.      Mengawasi tempat-tempat hiburan atau cafe agar tidak mengadakan kegiatan yang melanggar hukum Agama,Adat dan Negara dengan menerapkan sanksi Adat disamping sanksi Agama dan Negara. Kiranya pelaksanaan Valentine Days tidak terulang lagi, sebab itu adalah hari peringatan hancurnya Islam di Spanyol yang dilambangkan sebagai hari kasih sayang oleh mereka. Penulis berpendapat, selagi daerah kita ini bernama Natal dan tidak kembali ke Ranah Nata, dipastikan corak Natal itu akan tumbuh subur dan hidup berkembang yang sudah dimulai dengan beraninya para remaja kita mengadakan Valentine Days yang merupakan acara dari orang Natal. Mari kita berikan sanksi adat kepada para tempat hiburan yang mengadakan pelanggaran Agama dan Adat, walaupun disitu adanya pihak keamanan,karena yang diamankan hanyalah mengamankan agar tidak terjadi keributan atau perkelahian, tetapi aman untuk perbuatan dosa seperti minuman keras,pergaulan bebas (pacaran) sesuai dengan visi dan misi Me-Natalkan Natal itu. Penulis yakin bila hal ini tidak segera ditanggulangi dengan kerja keras, dipastikan para remaja akan mengadakan Hari Natal yang dikaitkan dengan Natal (nama daerah ini),tetapi terselubung dengan hari Natal sebenarnya nantinya. Sebentar lagi akan ada pesta pantai dengan menghadirkan artis luar yang top,diharapkan kepada panitia atau pengelola kafe agar tidak menyediakan tempat dan atribut kemaksiatan,agar kita tidak mengundangkan murka Allah sehingga Dia datang Galodo (banjir), Galoro (tsunami) dan Gampo ( G-Tigo) di Ranah Nata khususnya. Apakah tsunami yang telah menimpa kita tidak dijadikan suatu pelajaran bagi kita ..???
7.      Sekarang maraknya acara reuni dari berbagai alumni yang diadakan dicafe-cafe dikarenakan disitu adanya acara pergaulan bebas.Kenapa dikatakan alumni stambuk sekian,tapi tidak mencantumkan alumni dari sekolah mana dan sekolah tempat dia mengatakan alumni tidak tidak menyentuk dari acara atau organisasi tersebut. Alangkah baiknya acara reuni itu langsung diadakan ditempal asal sekolahnya agar ada keterkaitan dengan pihak sekolah berserta mantan guru-gurunya.
8.      Pihak Pemerintahan diharapkan agar bijaksana dalam menentukan hari raya 1 Syawwal agar bisa serentak dengan perobahan ada pada awal Ramadhan saja. Biarlah awal Ramadhan tidak serentak,tapi 1 Syawwal hendaknya serentak seluruhnya,agar tidak ada yang dirugikan, sedangkan kebenaran itu adalah milik Allah semata. Bagaimanakah status masyarakat Muslim di Ranah Nata yang lebih dahulu berpuasa Ramadhan yang seakan-akan puasanya 31 hari,sebab shalat ‘Ied diadakan sehari setelah lebaran,karena belum adanya pengumuman dari Pemerintah atas penetapan 1 Syawwal. Demikian juga tentang zakat fitrah dari orang-orang yang lebih duluan berhari raya(29 Ramadhan,karena fitrah mereka dibagikan kepada mustahiqnya setelah dia berhari raya (30 Ramadhan). Apakah zakat fithrahnya tidak berobah menjadi shadaqah dan bagaimana pertanggungan zakat Amil Zakat Kelurahan/Desa ..???


Akhirnya,semoga menjadi perhatian kita semua adanya. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar