Sabtu, 30 Juli 2011

ISRA' MI'RAJ

PERINGATAN ISRA’ MIKRAJ & PENYAMBUTAN BULAN SUCI RAMADHAN
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana

Bertempat di halaman terbuka SMP Negeri 1 Natal, pada hari Sabu tgl.30 Juli 2011 telah dilaksanakan acara peringatan Isra’ Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW sekaligus penyambutan buklan suci Ramadhan 1432 Hijriah yang hanya selang dua hari lagi.
Peringatan ini dilaksanakan oleh OSIS SMP Negeri 1 Natal yang diketuai oleh Muhammad Haris Fikri Sulthoni yang dimulai jam 10.00 wib dengan pembawa acara Nadilla Rifanni dengan hiburan dari Nasyid Melati OSIS SMP Negeri 1 Natal dan beberapa kegiatan seperti pidato Israk Mikraj, Pembacaan Puisi serta acara Desir Pantai Islami.
Dalam penyampaian pidato Isra’ Mikraj disampaikan oleh siswa/i SMP Negeri 1 Natal seperti Nisa’a Mufidatul Ummah(Isra’ Mikraj), Helda Sari (Perjalanan Nabi Muhammad) ,Cici Mayli (Isra’ Mikraj) ,Fera, Mirwansyah dan Budi ,Wildani (Sebab-sebab terjadinya Israk Mikraj) ,Fadli Hidayat,Zuhairi Adi Patra, Sutrial , dan Wandri Candra Andika (Israk Mikraj). Sedangkan pidato dalam bahasa Inggeris disampaikan oleh Rinda dalam judul Isra’ wal Mikraj.
Adapun pembacaan puisi disampaikan oleh Amelia Hakim & Melina(Cahaya Isra’), Naova & Popy Handayani (Jahilia Modern), Indah Sinthya,Aprilia Aditya,Fadilla ,Rahmadhani dan Lara (Muhammad) ,Imzar,Menni,Ami (?),Asdiniati (Arti Sebuah Nama),Nadilla Rifani & Franky Alexander (Musafir Antariksawan) ,Nurhasanah (Shiyam),sedangkan Dendang Pesisir Pantun Berantai ( DESIR PANTAI) disampaikan oleh Isriani, Qathrinnada Ramadhana,Riyadhul Jannah,Nisa’a Mufidatul Ummah, Chairul Sulthoni Siregar,Ridwan Arif, Ferdy Ahmadhan Lubis dan Teguh Ananda.
Dari sekian banyak puisi, tampil beberapa karya Angku Kantin seperti Arti Sebuah Nama yang disampaikan oleh Isdiniati, Musafir Antariksawan oleh Nadilla Rifani & Franky Alexander dan SHIYAM (Syariat Hukum Ibadah Yang Allah Menerima) oleh Nurhasanah, sedangkan Desir Pantai berjudul “SAFARI RASUL”.
Acara ini dihadiri seluruh siswa/i SMP Negeri 1 Natal, Kepala, Dewan Guru dan Staf Tata Usaha serta Pengurus Komite Sekolah seperti  Ponidi Lazwardi (Ketua), HM Abdul Bashor (Wkl.Ketua), Sry Fahmy Batubara (Sekretaris), Juninda Harlini Fuji Lestari,Ssi (Bendahara) dan Mardin,SPd (Anggota Pengurus).
Ceramah Pandangan Umum disampaikan oleh H.Muhammad Abdul Bashor yang memaparkan panjang lebar maksud dan tujuan dari Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW, sedangkan kata-kata sambutan disampaikan oleh Ketua Komite Sekolah, Ponidi Lazwardi dan kata bimbingan disampaikan oleh Kepala SMP Negeri 1 Natal, Irwan,SPd.
Acara berakhir jam 13.30 wib setelah hiburan dari Nasyid Melati OSIS SMP Negeri 1 Natal.

Sabtu, 23 Juli 2011

KOMITE BARU


PEMBENTUKAN PENGURUS KOMITE
Oleh : Sry Fahmy Batubara as Shaff Ra Alisyahbana
 Setelah selama 7 tahun menjabat sebagai Pengurus Komite Sekolah pada SMPN 1 Natal, maka pada hari ini Sabtu tgl.23 Juli 2011, bertempat di gedung SMPN 1 Natal telah dilaksanakan Pembentukan Pengurus Komite untuk priode 2011-2013. Suatu hal yang sangat wajar sekali dimana sejak pada masa kepemimpinan Drs Zulham Syahputra, kemudian       Drs Oloan Nasution dan sekarang Irwan SPd, baru kali ini diadakan penggantian pengurus.

Adapun pengurus Komite yang lama, Ketua : Omran , Wkl.Ketua : Khairuddin Tanjung (alm), Sekretaris : Hafni Tanjung dan Bendahara : Masriah dibantu oleh beberap orang pengurus antara lain Farhan, Zakman SAg,Izrun Nasution,Buyung Ito,Mawarni Diana,Herawani,Rifwan,Syahiddin, Suwaryo dan Sry Fahmy Batubara.

Dengan dipimpin oleh Kepala Sekolah yang dibantu oleh Abdul Malik, maka tersusunlah kepengurusan baru yang terdiri dari ;

Ketua  : Ponidi Lazwardi
Wkl.Ketua  : H.Muhd Abdul Bashor
Sekretaris  : Sry Fahmy Batubara
Bendahara  : Juninda Harlini Fuji Lestari, S.Si
Bid.Pembangunan : Darhusin dan Iskandarsyah
Bid.Keuangan : Nirwana dan Darma Sari
Bid.Peningkatan Mutu: Zakman SAg dan Mardin, SPd.
Bid.Humas  : Yuliani Enok dan Fahmi Siagian
Tim Manager BOS : Asrin

Sementara itu dari laporan Kasek bahwa di SMPN 1 Natal jumlah siswa sebanyak 318 orang, yang baru lulus 127 orang dan pendatang baru(kls.VII) sebanyak 104 orang dengan jumlah rombel kelas VII 3 lokal,kls VIII 3 lokal dan kelas IX sebanyak 4 lokal. Sedangkan tenaga kependidikan, Guru PNS 12 orang, Guru Komite 6 orang dan PHK sebanyak 3 orang.

Dalam pengarahan sebelum pemilihan pengurus, Abd.Malik salah seorang orangtua siswa menyatakan “ janganlah melihat gedung dan perabotannya, tapi pandanglah guru-gurunya, sebab banyak anak-anak yang menyesal setelah memasuki sekolah lain “.Mewakili orangtua menyarankan kepada pihak sekolah agar menambah MCK yang sudah ada .Ini adalah suatu sindiran kepada sekolah lain karena diperkirakan pada tahun ini kemasukan siswa sepertinya jalan ditempat,walaupun 30 % diantaranya adalah berasal dari luar rayon. Sebenarnya, hal ini tidak perlu diketengahkan, tetapi adakanlah perbaikan dan perobahan disekolah ini agar kita bisa dicari orang dan bukan dengan jalan mengkaji pihak lain. Perlu juga disampaikan bahwa beberapa tahun yang lalu, adanya bantuan untuk pembanguan gedung perpustakaan dimana dananya sudah sampai di Kantor Pos Natal, tetapi sayang ditolak oleh Kepala Sekolah hanya gara-gara kurangnya tanah sekitar 1 meter lagi. 
Dalam rapat pembentukan pengurus komite ini,pihak sekolah meminta pendapat atas adanya pengadaan buku LKS di sekolah dengan mendapat persetujuan seluruh orangtua siswa.Juga diharapkan agar semua orangtua menyampaikan kepada anak-anak setiap agar jangan terlambat dan datang kesekolah harus melalui pintu gerbang. Menurut pendapat penulis ini sah-sah saja ,tetapi disana sini banyak celah pagar yang berlobang dan dibagian Utaranya sengaja dibuatkan pintu untuk siswa dengan alasan sudah capek memperbaikin pagar sekolah, sementara dana tidak tersedia untuk itu . Masalah LKS , asalkan buku paket lebih diutamakan daripada LKS, sebab soal ujian yang keluar diwaktu UN adalah berasal dari Buku Paket dan bukan dari LKS. Biasanya, guru-guru akan menugaskan PR kepada anak-anak sebagaimana system LKS yang kebanyakan adalah soal-soal pekerjaan rumah.
Semoga ada manfaatnya.

Selasa, 19 Juli 2011

74th MUHAMMADIYAH KU

    MENYONGSONG PANTAI BARAT MANDAILING  
MUHAMMADIYAH KEMBALI KE  RANAH NATA

Oleh : Shaff Ra Alisyahbana
Sekcab PCM Ranah Nata, Daerah Madina


Dalam rangka menyambut akan di selenggarakannya MusyawarahCabang ke – VI Muhammadiyah Natal pada bulan Syawwal 1432 / September 2011mendatang dengan thema :
“ MENYONGSONG PANTAI BARAT MANDAILING MUHAMMADIYAH KEMBALI KE  RANAH NATA “, 
itu adalah suatu yang sangat tepat sekali karena itulah nama asli dari tempat kelahirannya pada tgl.05 Ramadhan , 74 tahun yang lalu atau 31 Oktober 1938, cikal dari Djamiatoel Chaeriah yang didirikan pada tahun 1921 dahulu dan untuk itulah adanya situs Muhammadiyah Ranah Nata di http://djamiatoelchaeriah.blogspot.com
Sebelumnya, ranting-ranting dari Cabang Muhammadiyah Nata semuanya sudah mengalami perobahan nama dan kembali kepada nama aslinya yaitu sebagai berikut :


Ranting Benteng Simpang Ampek, dulunya disebut ranting Muhammadiyah Pasar I Natal.
Ranting Pasir Tangah Padang, dulunya disebut rangting Muhammadiyah Pasar II Natal.
Ranting Kabun Pasar Borong, dulunya disebut ranting Muhammadiyah Pasar III Natal.
Ranting Tambak Pasar Panjang, dulunya disebut ranting Muhammadiyah Pasar IV Natal.
Ranting Bintuas Pantai Barat, dulunya disebut ranting Muhammadiyah Bintuas.


Satu-satunya Organisasi Masyarakat yang pertama sekali mengembalikan nama kepada aslinya adalah Muhammadiyah Cabang Natal, kemudian disusul oleh Lembaga Adat Budaya Ranah Nata (LABRN) dan Ikatan Putra Putri Ranah Nata ( IKAPERTA ) dan sekarang telah menjamur sebagai tambahan nama dari para putra putri Ranah Nata yang mayoritas adalah para facebooker.


Untuk itu, melalui Musycab ke – VI Muhammadiyah Natal yang akan digelar pada bulan September 2011 mendatang , kita bermusyawarah bermufakat untuk mengembalikan nama Muhammadiyah Cabang Natal menjadi MUHAMMADIYAH CABANG RANAH NATA, dimana adalah cikal bakal PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH RANAH NATA nantinya, jika telah lahir KABUPATEN RANAH NATA yang kini dipopulerkan dengan sebutan KABUPATEN PANTAI BARAT MANDAILING.

Diharapkan kepada kita semua warga Muhammadiyah Ranah Nata agar menabalkan nama asli ini, sebab daerah kita “ Pancarian di bantai , badan melarat  manjadi landai dan tergiling “ disingkat dengan “ PANTAI BARAT MANDAILING “.



Jadilah kita “ RAKYAT BENAH NASIB & TAHTA “ disingkat “ RANAH NATA “ menuju “ PERMAI , MAJU DAN BERTAHTA “alias “ PERMATA “, semoga tercapai “ Baldatun thayyibatun wa Rabbul Ghafur “ yang kita cita-citakan dari dahulunya.


Berdasarka Surat Keputusan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Natal nomor : 15/SK-PC/IV.O/B/2011 tgl.17 Sya’ban 1432 H./19 Juli 2011 M., telah ditetapkannya Panitia Pelaksana Musycab ke-VI Muhammadiyah Natal yang diketua oleh Syufri Helmi, S.Sos, sekretaris Hermanto, S.Pd dan bendahara Busyran Pranata. Demikian juga Panitia Pemilihan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ranah Nata masa jabatan 2010 – 2015 telah ditetapkan Drs.Oloan Nasution sebagai Ketua, Su’aidi sebagai Sekretaris dan Busyran Pranata sebagai Bendahara dibantu oleh Kasran,SP, H.Yusran, SE,MM , Basrizal Hamdy, SPd dan Shaff Ra Alisyahbana dengan Surat Keputusan No.16/SK-PC/VI.O/B/2011 tanggal yang sama.


Kita do’akan semoga Musycab ke – VI Muhammadiyah Natal berjalan dengan sukses dan lancar dengan membuahkan keputusan-keputusan yang jitu dengan personalia kepemimpinan yang baru, menyongsong akan lahirnya PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH RANAH NATA.
Nashrun minallah..

Sabtu, 16 Juli 2011

PANTAI BARAT MANDAILING



PANTAI BARAT MANDAILING
oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

PANCARIAN DI BANTAI (PANTAI)
BANYAK MULARAT (BARAT)
MANJADI LANDAI & TERGILING (MANDAILING)

Kalau kita perhatikan situasi dan kondisi Ulayat Ranah Nata saat sekarang ini, sangat wajar sekali disebut “ PANTAI BARAT MANDAILING “, sebab sesuai dengan fakta yang aktual.
Kenapa tidak ...!!!
Begitu luasnya Ulayat Ranah Nata “ dari lambah Sorik Marapi inggo ka tapi ombak nan badabuoh “ atau “ Dilingkuong Batu nan Ampek “, seenaknya saja dibagi-bagikan dimeja biro dan di atas amplop guna untuk disawitkan oleh para pengusaha yang terkenal dengan julukan “ investor “, tanpa adanya “ bungo “ kepada masyarakat ulayat itu sendiri seperti menjadikan mereka menjadi “ PETANI PESERTA PLASMA “.


“ PANTAI BARAT MANDAILING “ yang merupakan PANcarian di banTAI,Banyak mulaRAT dan MANjadi lanDAI dan tergiLING. Selain masyarakat pesisir yang mendiami ulayat pesisir pantai di sepanjang tepi laut Samudera Indonesia dengan mata pencaharian melaut (nelayan), dibagian pedalaman adalah mayoritas petani dengan lahan pertanian adalah tanah ulayat/adat Ranah Nata.
Sekarang usaha pertanian adalah tanah pembelian orangtuanya sendiri yang berada ditepi jalan atau dekat dengan jalan umum, sedangkan yang jauh dari pusat desa sudah digantirugikan pada orang-orang yang beruntung atau “ Sirah Rangga “. Jika dulunya tanah adat/ulayat adalah untuk lahan mata pencaharian rakyat petani seperti ma arik (mengambil papan), barotan, malukah, mencari kapur barus dan lainnya, sekarang tiada lagi dan hanya pelepah kelapa sawit bertebaran disana sini. Tanah Ulayat telah menjadi milik Pengusaha dan masyarakat adat tidak bisa lagi mengolahnya kecuali tanah pembelian orangtuanya atau dia sendiri yang memakai surat/sertifikat.


Hal ini adalah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat dan roda perekonomian rakyat dengan status ekonomi semakin meningkat, itu adalah isapan jempol belaka karena fakta membuktikan hanyalah mengurangi angka pengangguran menjadi kuli di perusahaannya, baik sebagai pendodos,perambah,pemupuk, dan setidaknya jadi mandor. Mungkinkah mereka selamanya menjadi kuli di perusahaan...??? Setidaknya, masukkanlah mereka menjadi Peserta Petani Plasma di ulayatnya masing-masing agar taraf hidup dan perekonomian mereka meningkat.
Saya sangat prihatin melihat rakyat Pulau Tamang yang berduyun-duyun meninggalkan kampung halamannya untuk jadi kuli di Taluk Ilalang dengan pekerjaan tersebut diatas sehingga ada seorang perambah yang telah berumur 70 tahun. Inikah yang disebut mensejahterakan rakyat... ???


Apakah ini bukan “ PANTAI BARAT MANDAILING “ ..???
Pancarian dibantai,banyak melarat dan menjadi landai dan tergiling. Pancarian (mata pencaharain penghasilan hidup) seperti barotan,mangguris,balukah,ma arik dan lainnya sudah dibantai dengan habis dan disawitkan oleh pengusaha berdasi,hutan bakau ditebangi, sehingga banyak yang melarat (golongan ekonomi lemah) alias dhu’afa dan menjadi landai (mendekati datar alias musnah) karena tergiling (dikuasai oleh Penguasa dan Pengusaha).

Kita harapkan kepada Bapak Bupati/Wakil Bupati Madina yang baru saja dilantik pada tgl.28 Juni 2011 yang baru lalu, penuhilah janji-janji masa kampanye, sebab Allah SwT mengatakan :
ﻳﺎﺍﻳﻬﻟﺫﻳﻦﺍﻣﻨﻭﻋﻭﻓﻭﺒﻟﻌﻗﻭﺪ
Yaa Ayyuhaladzina amanu ‘aufu bil’uqud “. Hai orang-orang yang beriman, sempurnakanlah janjimu..!!!.


Demikian juga masalah lainnya seperti masalah listrik yang semakin lama semakin parah karena “ lebih banya mati daripada hidup “ dan jikapun hidup tidak dapat mengoperasikan komputer dan lainnya sebelum jam 24.00 WIB.
Apakah ini merupakan dendam atas insiden “ Sasaran Sirah “ beberapa tahun yang lalu.
Wallahu’alam bishshawab.

Jumat, 01 Juli 2011

BERITA & SURAT NATA 2

Bupati Madina Diharapkan Realisasikan Janji Kampanye
Panyabungan,

Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) defenitif Hidayat Batubara dan Dahlan Hasan Nasution informasinya akan dilantik oleh Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho di Gedung Serba Guna, Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan Kota. Namun untuk tanggal pelantikan belum ada yang bisa memastikan.Terkait pelantikan yang akan dilaksanakan, masyarakat Madina berharap Bupati dan Wakil Bupati terpilih menepati janji-janjinya waktu berkampanye. Saat itu Bupati terpilih antara lain mengkampanyekan akan membuka lapangan kerja baru, menggratiskan sekolah dan kesehatan, mengangkat perekonomian masyarakat Madina ke arah yang lebih sejahtera.
Salah seorang warga Desa Longat, Kecamatan Panyabungan Barat, Rahmad (34) yang kesehariannya bekerja sebagai petani, Kamis (16/06/2011 ) berharap dengan dilantiknya Hidayat dan Dahlan sebagai Bupati dan Wakil Bupati kiranya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Madina.“Saya masih ingat dengan janji kampanye yang disampaikan pasangan Hidayat dan Dahlan, bahwa apabila mereka terpilih nanti menjadi Bupati dan Wakil Bupati Madina, dengan program yang mereka miliki akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Madina ke arah yang lebih sejahtera,” ujar Rahmad.Rahmad juga masih ingat ucapan Hidayat saat kampanye dulu, bahwa beliau akan menggratiskan sekolah bagi masyarakat Madina dan akan memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi guna untuk memberikan pendidikan layak bagi masyarakat yang kurang mampu sampai ke jenjang pendidikan tertinggi yaitu universitas.
Masih Rahmad, bukan itu saja, saat itu Hidayat juga mengatakan akan memberikan lapangan pekerjaan bagi warga masyarakat Madina demi mensejahterakan, mengurangi angka pengangguran di Madina dan juga akan memberikan kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu. .“Jadi saya berharap, Bupati dan Wakil Bupati terpilih Hidayat dan Dahlan yang akan segera dilantik beberapa hari lagi, agar nantinya bisa menepati janji mereka kepada masyarakat karena ucapan ataupun janji yang telah diikrarkan Hidayat dan Dahlan pada masa kampanye dulu sangat kita harapkan terealisasi demi meningkatkan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik seperti yang diidam-idamkan masyarakat Madina selama ini,” harap Rahmad. (BS-026)
Sumber : Beritasumut

Langkah Awal, Hidayat-Dahlan Harus Tetapkan RPJMD

Medan,
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho melantik Bupati-Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) Periode 2011-2016 Hidayat Batubara-Dahlan Hasan Nasution di Gedung Serba Guna Pemkab Madina, Panyabungan, Selasa (28/06/2011).Pengambilan sumpah Bupati-Wakil Bupati Hidayat -Dahlan berdasarkan SK Mendagri No: 131.12-468 Thn 2011 dan SK Mendagri No: 132.12-469 Tahun 2011 tentang penetapan pengangkatan Bupati-Wakil Bupati Madina.
Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Bupati-Wakil Madina itu dimulai dengan Sidang Paripurna Istimewa DPRD Madina yang dibuka Ketua DPRD Madina Imran Khaitami.Dalam sambutannya, Gatot mengatakan pejabat yang dilantik harus mampu meningkat kinerjanya di mata publik. Kepada Bupati-Wakil Bupati terpilih harus mampu memperhatikan pengorbanan seluruh sumber daya yang demikian besar, harus sebanding dengan outcome yang diperoleh.Sebagai langkah awal, Bupati-Wakil Bupati terpilih harus mampu menetapkan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). RPJMD ini menjadi pedoman dalam pencapaian visi untuk mewujudkan Madina yang agamis, cerdas, sehat dan sejahtera. Artinya, pejabat daerah ini harus mampu merealisasikan janjinya yang disampaikan dihadapan rapat paripurna dewan beberapa waktu lalu dan saat kampanye.
Terkait target pencapaian RPJMD, pemerintah pusat telah menetapkan standar pelayanan minimal untuk 13 urusan wajib dan pilihan yang diprediksikan akan mampu dicapai oleh maisng-masing Pemkab/Pemko Tahun 2014. Dan hal ini dipertegas melalui surat Mendagri dan Gubernur Sumut pada bulan Mei lalu.Kepada Bupati dan Wakil terpilih, Gatot mengingatkan agar segera menyusun RPJMD paling lambat setelah 6 bulan dilantik. Dalam menyusun RPJMD, Bupati harus melibatkan seluruh unsur masyarakat, pemuda, kaum perempuan, anggota DPRD, elit politik, tokoh agama, yang mana harus bisa membawa suatu pembaharuan yang hidup di masyarakat.
Selain itu, persoalan kondisi jalan di Kabupaten Madina cukup memprihatinkan terlebih Jalan Aek Latong yang sudah mengambil korban. Sekaitan dengan jatuhnya Bus ALS, Gatot mengajak masyarakat Madina untuk berduka cita sedalam-dalamnya. Persoalan infrastruktur harus menjadi prioritas utama. Kalau infrastruktur sudah baik, maka diyakini semua aspek bisa berjalan dengan baik.Menyinggung tentang pembangunan ke depan Bupati-Wakil Bupati diingatkan jangan mengambil keputusan sendiri akan tetapi harus dilakukan dengan musyawarah. Pemkab Madina harus belajar dari daerah tetangga yaitu Sumatera Barat yang berkembang pesat. Kalau pembangunaan dan prospek tata cara perekonomian bisa berjalan dengan baik maka masyarakatnya pun diyakini akan sejahtera.Kabupaten Madina sangat berpotensi dengan kekayaan alamnya yang luar biasa. Daerah penghasil tambang emas yang dieksplorasi investor seperti PT Sorikmas Mining akan mampu mengurangi pengangguran dan menambah pendapatan asli daerah (PAD). Hanya saja, kepada semua pihak diminta untuk mengawasi perjalanan investor asing ini. (BS-023)

Bupati dan Wakil Bupati Madina Belum Berniat Mutasi
July 1st, 2011 by hendra


Panyabungan,
Hari pertama masuk kerja, Bupati Mandailing Natal (Madina) Hidayat Batubara bersama Wakil Bupati Dahlan Hasan Nasution disambut ribuan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Madina di jalan menuju Kantor Bupati, Perkantoran Payaloting, Kamis (30/06/2011).
Penyambutan hari pertama masuk kerja Bupati dan Wakil Bupati Madina terpilih dipimpin langsung Sekdakab Madina Gozali Pulungan. PNS yang menunggu kedatangan Bupati dan Wakil Bupati yang baru, berjejer di sepanjang jalan menuju Kantor Bupati sampai parkiran Kantor Bupati Madina.
Setelah itu, Bupati Madina langsung meninjau ruangan Bupati kemudian langsung mengadakan rapat dengan pimpinan SKPD di Aula Kantor Bupati.
Menurut Kabag Humas dan Protokol Taufik Lubis, dalam pertemuan itu Bupati Madina mengimbau Kepala SKPD supaya bekerja dengan serius sesuai fungsi masing-masing dan melayani masyarakat dengan baik.
Dikatakan, jangan ada yang takut dimutasi karena sebagai Bupati, Hidayat belum ada niat untuk melakukan mutasi. Makanya harus bekerja sesuai dengan fungsinya dengan serius. Karena Pemkab Madina masih fokus untuk memperbaiki masyarakat.
“Tidak perlu was-was dengan rencana mutasi. Karena bagi saya tidak ada istilah balas dendam. Semua harus tenang. Tetap jalankan tugas dengan baik terutama yang berada di intansi pelayanan umum agar tetap memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat,” ujar Hidayat ditirukan Kabag Humas dan Protokol.
Sementara Wakil Bupati Dahlan Hasan mengajak PNS Pemkab Madina membuang semua rasa takut, karena sekarang ini tidak ada lagi nomor-nomor. Semua sama. Sama-sama ingin membangun Mandailing Natal.
“Kami berdua sudah berniat dan mewakafkan diri untuk mengabdi membangun Madina. Saya juga berharap supaya jangan ada yang saling membusuk-busuki. Karena itu tidak baik untuk kemajuan pemerintahan ini,” ujar Dahlan.
Kalaupun nanti ada mutasi, hal itu wajar dalam perjalanan karir seorang PNS. Namun hal itu masih lama dilakukan. Hidayat-Dahlan tidak mau langsung main mutasi, karena akan terlebih dahulu melihat kinerja. (BS-026)
Sumber : Beritasumut

SURAT NATA

MUTASI MADINA MADANI
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt Malako

Tiga bahasa yang sedang popular di Mandailing Natal saat sekarang ini adalah Mutasi Madina Madani. Dilihat dari beberapa kamus bahasa bahwa yang dikatakan Mutasi adalah perpindahan tempat tugas atau belanajr ketempat lain. Madina berarti tanah lapang atau lapangan luas, sedangkan Madani adalah putra daerah atau seseorang yang mengurusi ditempat kelahirannya sendiri.
Memasuki era kepemimpinan baru di Kabupaten Mandailing Natal, sengaja penulis buat suatu catatan atau uneg-uneg sebagai berikut ;

1.MUTASI :
Membaca berita dari Komunitas Mandailing Online by hendra tentang penyambutan dihari pertama Bupati dan Wakil Bupati di Kantor Pemkab Madina di Komplek Payaloting Panyabungan yang disambut hangat oleh seluruh PNS dan honorer Pemkab Madina, dimana beliau menyatakan bahwa dalam waktu dekat tidak ada pemutasian di Pemkab Madina dan untuk itu bekerjalah dengan baik dan sungguh-sungguh. Hal ini disampaikan oleh beliau mungkin dikarenakan adanya PNS atau honrer yang kasak kusuk dan ambil muka, sebab mereka bukan pendukung pasangan ini dan menjadi politikus sebuah partai tertentu. Memang sebenarnya PNS itu adalah Abdi Negara dan Abdi Masyarakat dan bukan Abdi Partai. Memang PNS itu bebas memilih siapa saja yang dia pilih, tetapi tidak boleh masuk dalam berpolitik dan jadiu tim pemenangan Pemilu di satu kandidat tertentu, sebab mempengaruhi pada kinerjanya selaku Pegawai Negeri Sipil.
Sebenarnya, Mutasi itu sangat perlu bagi seorang Pejabat yaitu MUlai TAnpa korupSI selaku Bupati dan Wakil Bupati pilihan rakyat agar Mandailing Natal jadi MADINA yaitu MAju DInamis dan terbiNA, supaya tercapai MADANI yaitu MAju, DAmai dan harmoNI.
Saya berpendapat pemutasian itu sangat perlu sekali dengan memutasikan para pejabat yang Koruptor diseluruh satuan unit kerja di Mandailing Natal. Sepasang pengalaman penulis sampaikan sbb :
a.Pada waktu saya menjabat sebagai Bendaharawan pada tahun 2000 dimana uang belanja
Rutin harus langsung diterima oleh Bendahara. Ketika saya menerima uang belanja rutin pada satu triwulan, saya menerima tidak sesuai dengan isi kwitansi penerimaa. Saya meminta kwitansi pemotongan itu, tapi tidak ada. Lalu saya menyatakan bagaimana saya nanti me-SPJ kan uang yang ¾ % itu, lalu dia menjawab “ pandai-pandailah Bapak mengolah SPJ itu dan jika dibeli 5 kodi seng, buatlah SPJnya 8 kodi seng dan dari situlah uang itu diambil, katanya. Triwulan berikutnya, penerimaan saya serahkan kepada Bapak kepala unit kerja.
b.Ketika saya mengurusi pensiun saya ditahun 2007 untuk melegalisir SK saya di unit yang berwenang untuk itu, saya dimintakan uang adminstrasi sebesar Rp. 100.000.- oleh petugas. Saya katakana bahwa uang yang saya bawa Cuma Rp. 100.000,-, jika uang ini saya berikan, tolong sdr.belikan saya karcis agar saya bisa pulang. Akhirnya saya membayar Rp. 50.000.- pada waktu itu. Lain lagi dengan urusan ditempat lain, memang masanya Main DImana-maNA alias MADINA.

2.MADINA.
Suatu sebutan yang indah dan mirip dengan Madinah dengan pengertian yang sama yaitu tanah lapang atau lapangan. Sayang pengertian itu disalah artikan menjadi Main DImana- maNA dengan maraknya berbagai zuriat korupsi seperti pemotongan,suap,sogok,uang stabil, uang keamanan,uang jasa urusan,uang terima kasih, uang pengawasan,uang pemeriksaan,uang beli minyak dan lain sebagainya yang menjadikan situasi semakin tidak bersih dan tidak berwibawa.
Untuk itu saya berpendapat, marilah pengertian Madina yang dipraktekkan menjadi Main DImana-maNA itu kita alihkan menjadi MAju, DInamis dan terbiNA di Kabupaten Mandailing Natal itu agar tercapai maksud yang Madani itu. Hampir diseluruh tempat hal ini terjadi, sehingga semua urusan harus dengan uang dalam arti kata merajakan uang.

3.MADANI.
Madani yang berarti putra daerah atau orang yang mengurusi kampong halamannya sendiri. Marilah kita mengurus daerah kita sendiri, sebab disekeliling itu ada tiga unsur yang menjadi tempat yang kita segani yaitu Mertua, Menantu dan Ipar (dalam Adat Istiadat). Janganlah kita menjadi orang yang menenggelamkan kampong halamannya sendiri, sebab kaum famili dan sanak saudara kita juga yang akan menerima akibatnya.
Memang kita mengakui bahwa banyak Putera Daerah yang menghancurkan kampong halamannya sendiri dengan menjual tanah adat/ulayat, membela pengusaha daripada rakyatnya sendiri, karena dibalik itu dia menerima sesuatu dari pengusaha. Untuk itu sangat wajar sekali seorang Putera Daerah yang menjadi pemimpin memperjaungkan hak rakyatnya seperti menjadikan rakyat menjadi petani peserta plasma dari beberapa perusahaan yang telah menyawitkan lahan mata pencahariannya sehari-hari untuk menopang hidup anak isterinya di persada Nusantara ini. Mutasikanlah putra putri daerah yang cakap memperjuangkan rakyatnya dan tidak memakan daging saudaranya sendiri.
Apabila hal ini terlaksana Insya Allah Negeri ini akan menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbul Ghafur sebab Intanshurullah yanshurkum dan Nashrun inallah tetap berlaku.
Demikianlah, semoga MADINA mejadi Maju Dinamis dan Terbina menuju MADANI , Maju, Damai dan Harmoni.

BERITA & SURAT NATA

Gatot hadiri pelantikan Bupati Madina
INDRA WIDYASTUTI
Reporter-in-training
WASPADA ONLINE

MEDAN - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, berharap terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) yang baru ini menjadi awal dalam pembangunan daerah tersebut. Sebab, masih banyak desa yang belum mendapatkan aliran listrik yang sangat berpengaruh dalam memajukan pendidikan di Madina.
Hal tersebut dikatakannya saat menerima audiensi Pj Bupati Madina, Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Ketua DPRD Madina, dan Ketua KPU Madina dalam rangka melaporkan persiapan dan kesiapan pelantikan periode 2011-2016 di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (23/6).
Pada kunjungan tersebut, mereka menyampaikan harapannya agar Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho berkenan hadir untuk melantik Bupati dan Wakil Bupati Madina terpilih pada tanggal 28 Juni 2011. Pejabat Bupati Madina Aspan Sofian Batubara dalam kesempatan tersebut melaporkan pilkada yang berlangsung di Madina ini terlaksana dengan baik dan surat keputusan Menteri juga sudah diterima.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan, Hasiholan Silaen, mengatakan bahwa rapat yang berkaitan dengan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Madina sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2005 sehingga pelantikan ini dapat dilaksanakan di Gedung DPRD atau ditempat mana saja yang nemungkinkan.
Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho mengucapkan selamat atas proses panjang Pilkada yang berjalan dengan lancar. Dia berharap agar terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati yang baru ini menjadi awal dalam pembangunan daerah karena masih banyak desa yang belum mendapatkan aliran listrik yang sangat berpengaruh dalam memajukan pendidikan. Gatot juga berpesan agar panitia pelantikan menghadirkan para kandidat saat pelantikan tersebut berlangsung. Karena menurutnya, hal ini dapat menjadi suatu pembelajaran politik bagi masyarakat agar dapat berbesar hati menerima kekalahan.
Editor: PRAWIRA SETIABUDI

Tugas Pertama Hidayat-Dahlan, Evaluasi Pejabat Madina!
Panyabungan,
Pasca pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina) Periode 2011-2016 Hidayat Batubara-Dahlan Hasan Nasution, 28 Juni 2011 mendatang, sejumlah tugas berat sudah menunggu untuk menjalankan visi misi dan janji kampanye.Hal itu disampaikan Anggota DPRD Madina Binsar Nasution AMd di Panyabungan, Ahad (26/06/2011). Dikatakana Binsar, tugas pasangan Hidayat-Dahlan pasca pelantikan adalah menyusun RKPD dan Renstra yang berdasarkan visi misi, serta janji-janji pilkada.
“Tugas ini dapat dilakukan dengan benar bila di dukung kekuatan birokrat/PNS yang pro terhadap visi misi pasangan Hidayat-Dahlan. Maka langkah utama yang harus dilakukan pasangan Hidayat-Dahlan adalah menegakkan netralitas PNS,” ujarnya.Artinya Hidayat-Dahlan harus mengevaluasi PNS/Pejabat yyang terlibat dukung mendukung pada pilkada lalu, sebab bila evaluasi tidak dilakukan akan menjadi justifikasi bahwa PNS boleh berpolitik, jelas Binsar.“Jika ini dibiarkan pasangan Hidayat-Dahlan maka visi misi dan janjinya tidak akan dapat dialaksanakan karena birokrat yang terlibat langsung dukung mendukung calon waktu pilkada lalu yang berlagak politis akan menghalang-halangi pelaksanaan janji-janji Hidayat-Dahlan,” ujarnya.Lanjut Binsar, kalau ini tidak dievaluasi, maka ini akan menjadi bumerang bagi pasangan Hidayat-Dahlan. Karena orang orang itu akan melakukan pembunuhan karakter dengan membusukkan pasangan Hidayat-Dahlan kepada masyarakat. Sehingga akan terjadi opini di masyarakat, “Siapapun Bupatinya kita akan tetap seperti ini” dan seolah-olah pasangan Hidayat-Dahlan sama dengan kepemimpinan sebelumnya.
“Apalagi saat ini sudah banyak pejabat yang berlagak pahlawan pilkada lalu. Mana kita tau niat mereka apa untuk merapat, apa hanya untuk mencari jabatan atau untuk menghalangi visi misi Hidayat-Dahlan, terang Binsar.Hapan Binsar, pasangan Hidayat-Dahlan yang sudah dipercaya masyarakat Madina untuk memimpin Madina 5 tahun ke depan, jangan mau tergoda dengan rayuan-rayuan manis orang-orang yang berlagak politis yang ingin menghancurkan pasangan Hidayat-Dahlan. Karena nanti mereka hanya melakukan “Asal Bapak Senang”, semantara masyarakat sengsara.
Nantinya kalau Hidayat-Dahlan sudah memimpin diharapkan tidak bermata hijau, yang selalu memikirkan uang. Kemudian supaya pandai-pandai memilih birokrat yang tepat, agar tidak menjadi menjadi bumerang bagi pasangan Hidayat-Dahlan nantinya, karena masyarakat Madina mendambakan pemimpin yang bijak dan adil, papar Binsar. (BS-026)